Friday, 25 September 2015

Benarkah Mohammad bin Salman Al Saud, Wakil Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi yang juga Menteri Pertahanan, sebagai biang keladi tragedi Mina yang menyebabkan ratusan jamaah haji meninggal dunia



TRIBUN-TIMUR.COM- Media Iran menuding Mohammad bin Salman Al Saud, Wakil Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi yang juga Menteri Pertahanan, sebagai biang keladi tragedi Mina yang menyebabkan ratusan jamaah haji meninggal dunia, Kamis (24/9/2015).

Baca juga: Jamaah Sulsel Dapat Kabar 28 Petugas di Mina Akan Dipancung Hari Ini

Sedangkan media Arab Saudi membuat tulisan yang berisi permintaan agar kritikan terhadap Kerajaan Arab Saudi dihentikan.

Perang pemberitaan itu muncul setelah terjadinya insiden yang menimpa jamaah haji di Mina, Arab Saudi.

Menurut data Kerajaan Arab Saudi, sedikitnya 717 jamaah haji meninggal dunia dalam tragedi Mina.

Iran marah karena 131 jamaahnya termasuk di antara yang meninggal.

FARS, kantor berita resmi Iran, mengutip "sumber terpercaya di Arab Saudi" melaporkan, konvoi putra Raja Salman Al Saud menyebabkan kepanikan jutaan jamaah haji yang akhirnya menimbulkan situasi kacau.
FARS tidak mengungkap siapa nama "sumber terpecaya" tersebut.

FARS menulis tudingan itu pada berita berjudul "Sources Blame Saudi Deputy Crown Prince for Thursday Stampede in Mina.

Berita dengan nada yang memojokan Kerajaan Arab Saudi itu juga diberitakan oleh surat kabar berbasis di Lebanon, Al-Dyar, Kamis malam.

"Konvoi besar Mohammad bin Salman Al Saud, yang dikawal oleh lebih dari 200 tentara dan 150 polisi, menuju lokasi pelemparan jumrah. Sementara jemaah haji bergerak dari arah berlawanan, inilah yang menyebabkan kepanikan dan aksi dorong-mendorong jemaah dan memakan korban jiwa," tutur sumber tersebut.

Sumber itu juga menyebutkan, karena melibatkan wakil putra mahkota, penguasa Mekkah tidak mau menjelaskan secara gamblang sebab musabab tragedi tersebut.

"Otoritas Mekkah selanjutnya memberikan keterangan pers bahwa masalah ini harus diinvestigasi dan diputuskan oleh Raja (Salam Al Saud) sendiri," tambahnya.

FARS mengakui, tidak ada sumber lain yang bisa dikonfirmasi terkait kepastian tuduhan tersebut.
Namun, tulis FARS, sejumlah fakta memperkuat tudingan tersebut.

Terutama fakta dua jalan menuju lokasi pelemparan jumrah di Mina ditutup otoritas setempat tanpa alasan kuat.

Masih dari FARS, sebelum tragedi Mina terjadi, sejumlah saksi mata mengatakan polisi dan pasukan keamanan kerajaan mendadak menutup dua dari sedikit jalan ke lokasi ritual "rajam iblis".

Saksi mata juga mengatakan, setelah insiden penutupan tersebut, jemaah panik dan berdesak-desakan.

Selanjutnya, mereka melihat banyak tubuh jamaah yang telah menumpuk satu sama lain.

Saeed Ohadi, kepala organisasi haji Iran, menuduh Arab Saudimelakukan kelalaian sehingga terjadi tragedi memilukan.

Kelalaian yang dimaksud adalah, penutupan dua jalur ke lokasi pelemparan jumrah tanpa alasan jelas."Di lokasi itulah tragedi itu terjadi. Di antara 1.300 korban jiwa itu, terdapat 131 orang Iran yang meninggal dunia. Sementara 150 orang Iran lainnya terluka," terangnya.

Kepala organisasi Haji Iran, Kata Ohadi, mengatakan bahwa, untuk alasan yang tidak diketahui ditutupnya dua jalur dekat lokasi pelemparan jumrah jadi penyebab tragedi Mina.

"Hal ini menyebabkan insiden tragis ini," katanya di televisi negara Iran, menurut kantor berita Associated Press.

Iran sejak kemarin meminta pemerintah Arab Saudi bertanggung jawab atas meninggalnya ratusan jamaah haji meninggal dunia.

Kerajaan Arab Saudi, sejauh yang bisa dipantau, belum menanggapi tudingan Iran.

Versi Saudi

Dalam keterangan resmi, Kerajaan Arab Saudi melalui Menteri Kesehatan Khaled al Falih menjelaskan penyebab Tragedi Mina.
Menteri tersebut menilai musibah tidak akan terjadi jika para jemaah ikuti aturan.

Dalam siaran televisi, Khaled mengatakan, "Banyak jamaah yang bergerak tanpa mengikuti waktu yang telah ditentukan oleh penyelenggara."

Khaled juga menilai, pelanggaran yang dilakukan itu adalah penyebab utama dari musibah yang terjadi diMina dan menewaskan lebih dari 700 orang tersebut.

Lebih jauh, Khaled bahkan menuding jika para jamaah mengikuti aturan yang berlaku maka musibah itu tidak akan terjadi.

"Musibah ini tidak akan terjadi jika para jemaah ikuti aturan," tutup Khaled.

Sumber : Tribun Timur..





No comments:

Post a Comment